Cara penanggulangan
Ion-ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sadah. Menggunakan
Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan cara berikut ini :
a.
Distilasi
(penyulingan)
b.
Menambahkan natrium
karbonat atau soda pencuci (Na2CO3)
Natrium karbonat menghilangkan kesadahan
sementara maupun kesadahan tetap karena mengendapkan resin penukar ion Resin penukar ion kini banyak digunakan untuk melunakkan air, baik untuk
kebutuhan rumah tangga maupun untuk industri. Resin penukar ion mengandung
ion-ion natrium bebas. Jika air sadah dilewatkan melalui kolom resin penukaran
ion maka resin akan menahan ion-ion kalsium dan magnesium. Dengan demikian
diperoleh air lunak karena tidak lagi mengandung ion kalsium dan magnesium,
melainkan ion natrium yang tidak menyebabkan kesadahan.
Kesadahan umumnya dihilangkan dengan
menggunakan resin penukar ion. Resin pelunak air komersial dapat digunakan
untuk skala kecil, akan tetapi tidak efektif jika digunakan dalam skala besar.
Resin adalah zat yang punya pori yang besar dan bersifat sebagai penukar ion
yang berasal dari polysterol, atau polyakrilat yang berbentuk granular atau
bola kecil dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung dengan grup
fungsional kationik, non ionik/anionik atau asam. Sering kali resin dipakai
untuk menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya asam humus, liqnin,
asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau larutan natrium
hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan sifat asam.
Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan
konsentrasi tinggi. Untuk proses air minum sampai sekarang hanya dipakai resin
dengan sifat anionik.
Resin penukar ion sintetis merupakan
suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu struktur fungsional dan matrik
resin yang sukar larut. Resin penukar ion ini dibuat melalui kondensasi phenol
dengan formaldehid yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk
memperoleh resin penukar ion asam kuat. Untuk resin penukar ion basa kuat,
resin diperoleh dengan mengkondensasikan phenilendiamine dengan formaldehid dan
telah ditunjukkan bahwa baik resin penukar kation maupun resin penukar anion
hasil sintesis ini dapat digunakan untuk memisahkan atau mengambil garam –
garam.
Pada umumnya senyawa yang digunakan
untuk kerangka dasar resin penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa
polimer stiren divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga
tidak mudah larut dalam keasaman maupun sifat basa yang tinggi dan tetap stabil
pada suhu diatas 150oC. Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren
dengan divinilbenzena. Setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka produk
ini akan digunakan sebagai yempat menempelnya gugus ion yang akan
dipertukarkan.
Resin penukar kation dibuat dengan cara
mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat menghasilkan
(melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin penukar
kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya yaitu dengan
sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin).
Resin penukar ion yang direaksikan
dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion negatif diperoleh resin penukar
anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama dengan resin penukar
kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion negatif,
misalnya –N (CH3)3+ atau gugus lain atau
dengan kata lain setelah terbentuk kopolimer styren divinilbenzena (DVB), maka
diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk memperoleh resin penukar anion.
Gugus ion dalam penukar ion merupakan
gugus yang hidrofilik (larut dalam air). Ion yang terlarut dalam air adalah ion
– ion yang dipertukarkan karena gugus ini melekat pada polimer, maka ia dapat
menarik seluruh molekul polimer dalam air, maka polimer resin ini diikat dengan
ikatan silang (cross linked) dengan molekul polimer lainnya, akibatnya akan
mengembang dalam air.
Mekanisme pertukaran ion dalam resin
meskipun non kristalisasi sangat mirip dengan pertukaran ion-ion kisi kristal.
Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada keseluruhan struktur gel dari
resin dan tidak hanya terbatas pada efek permukaan. Pada resin penukar anion,
pertukaran terjadi akibat absorbsi kovalen yang asam. Jika penukar anion
tersebut adalah poliamin, kandungan amina resin tersebut adalah ukuran
kapasitas total pertukaran.
Dalam proses pertukaran ion apabila
elektrolit terjadi kontak langsung dengan resin penukar ion akan terjadi
pertukaran secara stokiometri yaitu sejumlah ion – ion yang dipertukarkan
dengan ion – ion yang muatannya sama akan dipertukarkan dengan ion – ion yang
muatannya sama pula dengan jumlah yang sebanding.
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan struktur dari molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan grup fungsional dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang porous. Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya penukar ion negatif (anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang diproses di dalam unit “Ion Exchanger”.
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan struktur dari molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan grup fungsional dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang porous. Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya penukar ion negatif (anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang diproses di dalam unit “Ion Exchanger”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar