1. Jenis-jenis air sadah
a.
Air sadah sementara
Kesadahan sementara disebabkan oleh bikarbonat dalam air dan dapat
dihilangkan dengan jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi:
Ca2+ +2
HCO3- CaCO3 + CO2 + H2O
b.
Air sadah tetap
kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau sulfat yang
proses pelunakannya melalui proses kapur – soda abu, proses zeolit,
dan proses resin organik. kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau
sulfat yang proses pelunakannya melalui proses kapur – soda abu,
proses zeolit, dan proses resin organik.
2.
Tipe-tipe air sadah
a.
Kesadahan umum (“General Hardness” atau GH)
Kesadahan umum atau General Hardness merupakan ukuran yang
menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+)
dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi
pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga dapat
diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/satu
per-sejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH),
atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan
kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air.
Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian
satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO3.
Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm.
Berikut adalah
kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
·
0 – 4 dH, 0 – 70 ppm :
sangat rendah (sangat lunak)
·
4 – 8 dH, 70 – 140 ppm
: rendah (lunak)
·
8 – 12 dH, 140 – 210
ppm : sedang
·
12 – 18 dH, 210 – 320
ppm : agak tinggi (agak keras)
·
18 – 30 dH, 320 – 530
ppm : tinggi (keras)
Untuk air minum, kesadahan dibawah 250
ppm masih dapat diterima, sementara diatas 500 ppm akan merusak kesehatan.
Dalam kaitannya dengan proses biologi,
GH lebih penting peranananya dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total.
Apabila ikan atau tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi
(keras) atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada GH.
Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi
melalui membran serta dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti
ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan (GH)
tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir semua jenis ikan dan tanaman
dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal, namun tidak demikian halnya dengan
proses pemijahan. Pemijahan bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang
tidak tepat.
b.
Kesadahan karbonat (“Carbonate Hardness” atau KH)
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan
ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–)
di dalam air. KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan
air untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh
karena itu, dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat
kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk
menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat
kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan pH. KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan
diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH.
Mineral yang merupakan sumber primer ion kalsium dalam air diantara
mineral-mineral yang berperan adalah gips, CaSO4.2H2O;
anhidratnya, CaSO4; dolomite, CaMg (CO3)2;
kalsit dan argonite yang merupakan modifikasi yang berbeda dari CaCO3.
Air yang mengandung karbon dioksida mudah melarutkan kalsium dari
mineral-mineral karbonat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar